Cerita Motivasi Seorang Ibu

Suatu hari sesosok wanita tua mengetuk kaca toko roti seorang pemuda. Dengan wajah pucatnya sang ibu menawarkan dagangan kuenya.
"Nak beli kue saya nak,belum laku satu buahpun hari ini. Mohon maaf nak jikalau sudah laku tentu saya tidak berani mengetuk kaca toko ini."

          Pemuda itupun mempersilahkan sang ibu masuk ke dalam toko dan mendudukkannya. Segelas air dan sepiring rotu dia sajikan untuk sang ibu.
"Ibu bawa kue apa? Panggil saja saya Ady." Kata si pemuda tadi.

"Gemblong,getuk,kue cucur,naga saru nak." Kata sang ibu sambil membuja dagangan kuenya. Pemuda itupun tersenyum.

"Saya nanti akan membeli kue ibu. Tapi duduklah ibu,minum dulu ,istirahatlah dulu bu. Muka ibu sudah pucat "

Ibu itupun mengangguk. "Terimakasih nak,kepala saya sakit tetapi saya harus tetap mencari uanh. Anak dan suami saya sedang sakit. Beraspun tidak ada. Maka dari itu saya paksakan untuk tetap berjualan hari ini." Kata sang ibu dengan memegang keningnya. Air matanya mukai jatuh perlahan.

Sang pemuda pun memberikannya sehelai tisue.
"Makan makin susah. Tiga bulan ini saya hanya bisa membuat bubur. Jualan hari ini tidak laku laku. Setiap menawarkan ke orang katanya tidak jajan dulu karena apa-apa sedang mahal takut uang belanja tidak cukup." Lanjut sang ibu bercerita.

"Istirahatlah dulu bu,hapus air mata ibu Ini kue ibu bikin sendiri?
Jawab si ibu." Tidak nak,saya hanya menjualkan saja."

"Terus ibu penghasilannya dari sini saja?" tanya pemuda tersebut dengan terpana.

Sang ibupun mengangguk lemah. "Lalu berapa penghasilan yang ibu dapat seharinya?"
"Tidak pasti nak,hanya 4rb-12rb paling banyak. Untung tiap kuenya hanya 100 sampai 300 perak."

Kali ini pemuda tersebut mulai menetaskan air matanya.
"Ibu pulang berjualan biasanya jam berapa?"
"Jam 2 nak. Saya tidak bisa lama lama . Anak dan suami saya bum makan dan mereka sedang sakit. Saya tidak mau meminta minta. Saya tidak mau menyusahkan orang lain " Jawab sang ibu.

"Ibu ,kue kue ini tolong ibu bagi bagi dijalan. Ini untuk beli beras satu bulan,ini untuk 10x bolak balik membawa anak ibu berobat,dan ini untuk modal ibu berjualan sendiri. Ibu sekarang pulang saja. Bawa roti ini untuk pengganjal lapar." kata pemuda sambil meneteskan air mata.

          Ibu itupun menangis . Dia pindah kursi ke lantai . Dia bersujud dan tak sepatah katapun keluar. Kemudian dia mengembalikkan uang tersebut kepada pemuda berhati mulia itu.
"Kalau nak ady ingin membeli kue saya,belilah kue saya. Tapi selebihnya saya tidak ingin menerimanya. Saya malu nak" jawab sang ibu sambil menangis. Pemuda itupun memegang erat sang ibu.

"Ibu ini bukan untuk ibu. Tapi untuk ibu saya. Saya melakukan bakti ini untuk ibu saya agar beliau tidak sia sia membesarkan dan mendidik saya. Tolong diterima." kata pemuda tersebut. Diapun segera mengambil keranjang belanjaab sang ibu dan memegang lengannya. Pemuda itu sadar demam wanita tua tersebut tinggi.
"Ibu pulang ya...." kata pemuda tersebut.

Ibu itu hanya bercucuran air mata sambil memeluk erat pemuda tersebut.

"Saya tidak mau kesini lagi nak. Nak ady ini tidak sukavdengan kue yang saya bawa. Saya malu."

          Pemuda tersebut hanya tersenyum. "Ibu,saya suka kue yang ibu bawa dan jual. Tapi saya sudah kenyang,sementara diluar masih banyak yang lapar dan belum tentu punya makanan. Sekarang ibu pulang ya."
Pemuda baik itu membimbing sang ibu menyeberang jalan lalu dia naikkan ke angkot. Wanita tua itu terus berurai air mata. Mengucap syukur yang tiada hentinya atas kebaikan dari pemuda yang ia temui hari itu
-------------------------------------------------------------

Rangkuman dari isi cerita di atas ialah:

          Pada dasarnya hidup adalah skenario dari Tuhan sang pencipta. Segala sesuatu yang dimiliku di hidup ini ialah titipan. Setiap hela nafas yanv berhembus adalah bagian dari kasih sayangNya. Mari budayakan untuk terus hidup dengan tidak berharap belas kasih dari orang. Jangan mudah menadahkan tangan. Memberi dengan bijak akan membuat hidup lebih bermakna.
          Selama badan sanggup berdiri,kaki sanggup melangkah,maka pantang untuk berkeluh kesah dan mengasihani diri. Tebar selalu kebaikan sekecil apapun yang bisa dilakukan .

So,if you can't be a Pencil to write someone's happoness, Try to be a nice Eraser to remove their sadness.


Semoga bermanfaat

Salam
adyzut

0 Response to "Cerita Motivasi Seorang Ibu"

Post a Comment

Silahkan jika sobat yang ingin komentar, namun tolong gunakan bahasa yang sopan.